Hari-hari di Yogya

Yogyakarta, 31 Oktober 2010 9:17 AM

Hari kedua di jogja,

Semalam tidur ku nyenyak sekali, mungkin karena kecapean seharian terlantar dibandara cengkaren Jakarta.

Perjalanan ku kali ini ke jogja sungguh luar biasa. Pasalnya jadwal keberangkatan kami ke Jogja dalam rangka tugas belajar bertepatan dengan musin bencana alam yang melanda Indonesia "Pray For Indonesia" termasuk di Daerah ku Kabupaten Kepulauan Mentawai tepat nya daerah Pagai Utara dan Pagai Selatan tanggal 25 Oktober 2010 yang lalu telah terjadi gempa dan Tsunami yang menelan ratusan korban jiwa dan harta, sunggu menyedihkan karena sampai saat ini proses evakuasi belum juga selesai bahkan isu-isu gempa 8 SR akan melanda mentawai khususnya daerah siberut, alhasil suasana semakin mencekam negeriku. Yang kucemaskan keadaan orang tuaku dan saudara-saudaraku dikampung, apakah mereka aman-aman saja ??? sementara aku jauh di jogja. Dan yang lebih parah lagi di jogja saat ini sedang menghadapi gunung merapi yang sedang bergejolak mengeluarkan larva yang panas dan menelan banyak korban termasuk mbah Marijan juru kunci gunung merapi tersebut jadi korban gunung meletus…

Keberangkatan ku ke Jogja, penuh dengan rasa was-was aku dan saudara-saudaraku. Aku dan teman-teman ku disambut dengan debu dari gunung meletus yang mengakibatkan pesawat yang ku tumpangi ditunda keberangkatannnya dan akhrnya kami pun terlantar berjam-jam dibandara cengkaren Jakarta, dan akhirnya kami diterbangkan ke solo jam 16.30 WIB, tuk selanjutnya naik bis ke jogja sekitra 2 jam, sampai di Solo bandara Adi Sumarno Jam 18.00 hari sudah mulai gelap dan disabut hujan rinai. Dari pagi jam 7:00 wib perjalanan sampai jam 11 malam, yang sangat menyedihkan kami sangat kelaparan karena seharian tidak makan nasi pas sampai di bandara Adi Sucipto, rencana mau makan tapi semua makanan telah habis dan kedai nasi pun sudah tutup, jadilah kami seperti para pengungsi yang lagi kelapan dan makan sate dan nasi goereng gerobak alakadarnya, dari pada lapar apa aja dimakan….

Dan tepat pukul 11 malam kami pun sampai dipemondokan dengan rasa letih yang tak terhingga, namun ku tetap bersyukur, keadaan kami jauh lebih baik dari pada korban bencana gempa dan tsunami dinegeri kami mentawai.

Terlintas dibenakku mungkin Allah sedang memperlihatkan kepada kami betapa menderitanya saudara-saudara kami di sana, supaya kami juga ikut merasakan penderitaan mereka, Subbahanallah… sunggu Allah maha besar…

Hanya do'a yang selalu terucap, semoga kami terhindar dari bencana alam dan semuanya saudara-saudaraku selamat Amiiin…

Rencana kami hari ini mau pergi ke malioboro beli keperluan sehari-hari dan sekedar cuci mata

Lindungi kami ya Allah…Amiiin

Comments

Popular posts from this blog

bingung

syukur

Bulan Penuh Rahmat